PenulisLepas.com, Situsnya Penulis!

Thursday, April 13, 2006

Sudikah Kau.....?

oleh Fifit Ramdhan Nugraha


Duhai yang terkasih....

Sudikah kiranya Kau mau mendengar ceritaku. Cerita cucu Adam yang telah melacurkan cinta-Mu. Aku ingin mengeluh pada-Mu. Aku ingin menceritakan keadaanku yang mengenaskan. Terhempas badai dunia.

Duhai yang terkasih....

Sejak pertama kali mengenal-Mu, kubenamkan dalam hati bahwa aku akan selalu mencintai-Mu. Ku-Tuhan-kan Engkau, Pencipta dan Penguasa semua yang ada dan yang tiada. Aku bermaksud untuk mencintai semua yang mencintai dan dicintai-Mu. Ku-nabi-kan kekasih-Mu, Muhammad saw. Kubaca dan ku-suci-kan kalam-Mu. Ku jadikan kiblat bagiku rumah-Mu. Dan kuyakini akan kedatangan hari akhir yang telah Engkau janjikan padaku.

Namun, kian hari aku merasa kian jauh dari-Mu. Kian tak mengenal-Mu bahkan nyaris melupakan-Mu. Dan tanpa malu aku berselingkuh dengan kekasih baruku.

Sungguh ironis diriku.......

Ku-nabi-kan kekasih-Mu, namun yang ku-idola-kan adalah mereka yang memusuhi-Mu dan yang tak pernah mencintai-Mu. Yang ku gugu dan ku tiru adalah tingkah laku mereka yang mentertawakan kekasih-Mu. Ku senantiasa berharap kekasih-Mu memberi syafa'at padaku di hari akhir kelak, namun ku campakkan segala apa yang dicontohkannya padaku. Aku ingin diakui sebagai umat kekasih-Mu, namun tak pernah memperjuangkan apa yang diperjuangkannya.

Ku baca kalam-Mu tiap hari, namun yang ku turuti hanyalah wejangan-wejangan yang senantiasa semakin menjauhkanku dari sisi-Mu. Kubenarkan agama-Mu, namun yang ku dukung dan ku sosialisasikan mati-matian adalah kebenaran manusia yang tak pernah memiliki kebenaran sejati.

Aku senantiasa bersimpuh di atas sajadah menghadap-Mu tiap hari, namun perilaku ku tak pernah mencerminkan sembah sujudku pada-Mu. Waktu yang ku habiskan hanya untuk sesuatu yang semakin mengeraskan hatiku dan melunturkan cintaku pada-Mu.

Duhai yang terkasih....

Walaupun sebenarnya malu ku katakan ini semua. Tapi aku merasa bahwa aku harus mengatakannya. Karena jika tidak, maka aku takkan pernah menyisakan setitik pun keislamanku, kemanusiaanku, keimanan dan kesadaranku. Juga kecintaanku pada-Mu.

Duhai yang terkasih....

Sudikah Kau menerima permohonan maaf dariku. Taubatku atas segala kebodohanku, kedunguanku, ketololanku, keangkuhanku, dan kekurang-ajaranku selama ini. Sehingga aku bisa kembali bersama para kekasih-Mu yang senantiasa mencintai-Mu dengan cintai yang sebenar-benarnya.

Duhai yang terkasih.... Maafkan aku.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home